Monday, March 19, 2012

Stress


Ada beberapa fenomena yang terjadi di masyarakat mengenai kesehatan mental, kali ini saya akan mengambil topik mengenai stress.

Stres adalah suatu kondisi yang dinamis saat seorang individu dihadapkan pada peluang, tuntutan, atau sumber daya yang terkait dengan apa yang dihasratkan oleh individu itu dan yang hasilnya dipandang tidak pasti dan penting. Stress adalah beban rohani yang melebihi kemampuan maksimum rohani itu sendiri, sehingga perbuatan kurang terkontrol secara sehat. 

Kesehatan mental seseorang sering kali dihubungkan dengan kemampuan penyesuaian dirinya. Kehidupan yang tidak selamanya berjalan lancar dan sesuai keinginan, serta hambatan dan pemenuhan-pemenuhan kebutuhan dan pemuasan diri sehingga mengganggu kapasitas penyesuaian diri seseorang. Kondisi demikian menimbulkan tekanan yang harus dihadapi individu yang bersangkutan. Konflik dan frustrasi yang bersumber dari faktor internal dan eksternal menjadi sumber stress (Coleman, 1950).

Haber dan Runyon (1984), mengusulkan beberapa karakteristik penyesuaian diri yang efektif:
1.       Persepsi yang tepat terhadap realita: mampu mengenali konsekuensi dari tindakan dan mengarahkan perilaku yang sesuai, mampu menyusun dan memodifikasi tujuan yang realistic dan berusahan untuk mencapai tujuan tersebut.
2.       Mampu menghadapi dan mengatasi stress dan kecemasan.
3.       Memiliki gambaran diri (self image) yang positif: menyadari kekuatan dan kelemahan yang dimiliki, mengharagai kekuatan yang dimiliki dan menerima kelemahan dengan cara yang positif.
4.       Mampu mengekspresikan perasaan secara terkendali. Orang yang sehat secara emosional mampu merasakan dan mengekspresikan nuansa emosi dan perasaan sehingga memungkinkan untuk membangun dan memilihara hubungan interpersonal yang penuh makna.
5.       Memiliki hubungan interpersonal yang baik: mampu membina keakraban dalam hubungan sosialnya, nyaman berinteraksi dengan lingkungan menghargai dan dihargai orang lain.

Setelah mengetahui apa itu stress dan hal apa yang dapat menyebabkan stress, saya akan membahas mengenai calon legeslatif (caleg) yang mengalami stress setelah mengetahui hasil perolehan suara. Stress yang dialami oleh caleg tersebut biasanya disebabkan oleh ketidakmampuannya menyesuaikan diri, seperti tidak menyadari kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya, biasanya para caleg memaksakan diri untuk terjun ke dunia politik yang terkenal “keras” tanpa mempersiapkan dengan matang mentalnya terlebih dahulu untuk menghadapi kekalahan dalam perolehan suara dan kemungkinan buruk lainnya. Selain itu, ketidakmampuan caleg untuk menghadapi stress dan kecemasan juga membuat caleg tersebut harus mendapatkan perawatan intensif karena stress berat yang dialaminya. Biasanya caleg mengalami stress karena sudah banyaknya biaya yang mereka keluarkan untuk parpolnya, tetapi hasilnya tidak sesuai dengan apa yang diinginkannya. Dengan contoh diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kesehatan mental calon legeslatif terganggu karena tidak dapat menyesuaikan diri dengan efektif atau kurangnya memahami bagaimana cara menyesuaikan diri dengan benar. Selain itu, sebaiknya para penyeleksi lebih ketat lagi dalam menyeleksi caleg agar tidak semakin banyak korban yang terkena gangguan kesehatan mental, yang salah satu penyebab bertambah populasinya adalah para caleg yang gagal.

http://www.psychologymania.com/2012/02/penyesuaian-diri-dan-kesehatan-mental.html

No comments:

Post a Comment